
Proyek PLTS terapung Indonesia 2025 kini menjadi sorotan utama dalam skema energi terbarukan nasional. Di pengujung 2025, Indonesia memulai pembangunan PLTS terapung berkapasitas 92 MW di Waduk Saguling, Jawa Barat, sebagai bagian dari ambisi transformasi energi. Inisiatif ini diharapkan mempercepat transisi dari bahan bakar fosil menuju energi bersih dan memperkuat kedaulatan energi nasional.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas latar proyek, teknologi yang digunakan, manfaat ekologis, tantangan teknis & regulasi, implikasi bagi sistem kelistrikan nasional, serta proyeksi prospek PLTS terapung ke depan.
Latar & Konteks Energi Bersih Indonesia
Kebutuhan energi Indonesia terus meningkat seiring perkembangan ekonomi dan digitalisasi. Pemerintah menetapkan target penambahan kapasitas energi baru terbarukan (EBT) hingga 2034 mencapai puluhan gigawatt. Dalam target tersebut, tenaga surya di darat dan terapung memegang peran penting.
PLTS terapung mulai menjadi solusi menarik karena memiliki keunggulan: tidak memerlukan lahan luas di darat, memanfaatkan area air seperti waduk, dan dapat meminimalkan panas serta kehilangan efisiensi dibanding panel surya di tanah.
Pembangunan PLTS terapung Saguling menjadi contoh proyek besar yang diresmikan pemerintah sebagai bagian dari komitmen energi bersih nasional. Proyek ini diharapkan menyumbang sekitar 130 GWh listrik per tahun dan menurunkan emisi karbon hingga 104.000 ton per tahun. Reuters
Teknologi & Spesifikasi Proyek
PLTS terapung Saguling dirancang dengan modul fotovoltaik (PV) terapung yang dipasang di atas rakit ponton di permukaan waduk. Rakit tersebut dirancang agar fleksibel terhadap fluktuasi muka air dan aman terhadap ombak atau gelombang air.
Sistem kelistrikan meliputi inverter, trafo, dan sistem transmisi ke jaringan PLN darat. Panel surya itu dipilih dengan efisiensi tinggi serta bahan anti-korosi untuk menahan paparan air dan uap.
Konstruksi dimulai Oktober 2025 dan diharapkan beroperasi secara komersial pada November 2026. Reuters+2World Energy News+2 Proyek ini juga merupakan bagian dari target PLN menambah kapasitas EBT sebesar 42,6 GW hingga 2034, dengan porsi PLTS signifikan mencapai 17,1 GW. Reuters+1
Selain Saguling, ada pula proyek floating solar lain yang direncanakan, seperti PLTS terapung Gajah Mungkur 100 MW di Wonogiri, Jawa Tengah, yang diajukan melalui pembiayaan multilateral (AIIB maupun ADB). Asian Infrastructure Investment Bank
Manfaat & Dampak Lingkungan
PLTS terapung Indonesia 2025 menawarkan sejumlah manfaat lingkungan dan strategis:
-
Pengurangan penggunaan lahan
Karena dipasang di permukaan air, proyek tidak memerlukan tanah luas, sehingga tidak mengganggu ekosistem daratan atau penggunaan lahan pertanian. -
Penurunan emisi karbon
Dengan memproduksi listrik bersih dan mengurangi ketergantungan pembakaran fosil, proyek ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia secara substansial. -
Pendinginan alami panel
Permukaan air membantu mendinginkan panel surya secara alami, meningkatkan efisiensi dan umur perangkat dibandingkan panel di darat yang panas. -
Efek ekologis minimal
Karena berada di waduk, dampak terhadap ekosistem air relatif terkendali—meskipun perlu pemantauan terhadap flora-fauna air dan dinamika biologis waduk. -
Diversifikasi sumber energi
Menambah kontribusi surya dalam bauran listrik nasional dan mengurangi beban pembangkit fosil, mendekatkan Indonesia ke target energi berkelanjutan.
Tantangan & Hambatan Teknologi
Walaupun menjanjikan, proyek PLTS terapung menghadapi berbagai tantangan:
-
Kestabilan struktur & gelombang air
Sistem terapung harus tahan terhadap gelombang, perubahan ketinggian air, dan tekanan angin. Stabilitas mekanis dan jangkar sistem menjadi aspek kritis. -
Korosi & pemeliharaan
Lingkungan air berpotensi menyebabkan korosi logam, akumulasi lumut atau mikroorganisme, dan kerusakan komponen yang membutuhkan maintenance rutin. -
Transmisi & koneksi jaringan
Menyambungkan listrik terapung ke jaringan darat memerlukan kabel bawah air dan sistem koneksi yang tahan terhadap kondisi lingkungan. -
Regulasi & izin lingkungan
Proyek ini harus memperoleh izin lingkungan, izin penggunaan waduk, serta persetujuan dari berbagai instansi (PLN, kementerian ESDM, tata ruang daerah). -
Biaya investasi awal
Biaya pembangunan floating structure, sistem kelistrikan tahan korosi, dan teknologi khusus lebih tinggi dibanding sistem PV darat. -
Keterbatasan kedalaman & kondisi waduk
Tidak semua waduk cocok — harus cukup dalam, stabil dan tidak memiliki gangguan besar seperti sedimentasi atau aktivitas air dalam.
Implikasi bagi Sistem Kelistrikan & Energi Nasional
Pasokan listrik 130 GWh dari projek Saguling akan membantu menstabilkan jaringan di Jawa Barat dan menambah kapasitas EBT dalam peta tarif PLN.
Proyek terapung ini menjadi pilot untuk model pembangkit terbarukan berskala besar yang bisa direplikasi di waduk lain di Indonesia, mempercepat target capaian energi hijau.
Kehadiran PLTS terapung juga dapat mendorong inovasi industri lokal dalam produksi komponen panel terapung, sistem ponton, dan teknologi integrasi air-listrik, menciptakan ekosistem industri terbarukan domestik.
Kebergantungan pada PLTS terapung menambah stabilitas pasokan listrik bersih di tengah ketidakpastian pasokan fosil, terutama saat harga batu bara global fluktuatif.
Proyeksi & Replikasi ke Depan
Ke depan, PLTS terapung Indonesia 2025 bisa menjadi model energi bersih nasional:
-
Replikasi proyek ke waduk besar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau besar lain.
-
Integrasi sistem energi hibrid: PLTS terapung + pembangkit mikro hidro + penyimpanan energi (battery) untuk suplai siang dan malam.
-
Teknologi panel terapung generasi baru — ringan, fleksibel, anti-korosi, dan efisiensi tinggi.
-
Kolaborasi publik-swasta dan pembiayaan hijau (green bonds) untuk mempercepat pembangunan.
-
Pemantauan ekosistem air secara real-time agar dampak lingkungan terkendali.
Penutup
PLTS terapung Indonesia 2025 adalah tonggak penting dalam perjalanan transisi energi Indonesia. Dengan teknologinya yang unik dan dampak positif lingkungan, proyek ini menjadi simbol bahwa Indonesia bisa belajar inovasi dari alamnya sendiri.
Namun tantangan teknis, biaya, dan regulasi harus diselesaikan dengan ketelitian agar proyek terapung tidak sekadar gagasan besar, tetapi kenyataan operasional yang berkelanjutan dan berdampak nyata.
Semoga artikel ini memberi gambaran menyeluruh tentang potensi dan tantangan PLTS terapung Indonesia 2025, serta mendorong dukungan publik dan kebijakan untuk mewujudkan energi bersih nasional.
Referensi
-
Indonesia starts construction of 92 megawatt floating solar plant — Reuters Reuters
-
Indonesia begins construction of 92 Megawatt floating solar power plant — WorldEnergyNews World Energy News
-
Floating Solar Indonesia: 5 Amazing Projects Transforming — PV KnowHow PVKnowhow
-
Indonesia: Proyek Gajah Mungkur 100 MW Floating Solar PV — AIIB Asian Infrastructure Investment Bank